Langsung ke konten utama

Mantan Dari Tinder

Sungguh sebuah keisengan yang sebenernya seru seru aja, banyak juga yang berhasil melakukan nya dan berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Yup aplikasi dating online, medio 2015 dan 2016 bagi gua merupakan masa kejayaan aplikasi online dating tersebut, dan salah satu yang gua beserta kawan kawan gua pakai adalah Tinder.



Berkat aplikasi tersebut gua banyak bertemu dengan orang orang baru dari berbagai lapisan masyarakat, namun belum ada satupun dari beberapa orang yang match tersebut yang menurut gua bakal berlanjut ke jenjang pacaran. Karena, dari beberapa yang merespon chat gua dan bersedia diajak jalan untuk sekedar mengenal lebih jauh atau untuk sekedar temen nonton tidak pernah berlangsung lama, antara dia yang tidak cocok dengan gua ataupun gua nya yang rada rada pemilih, padahal banyak yang bilang sama gua, 

"muka pas pasan aja belagu"
"sukur udah ada yang mau juga"

Hmhhh... no, bukan itu, kalo sekedar cari pacar untuk mengisi kekosongan dan biar ga dikatain jomblo akut, gua kurang setuju, karena bagi gua mencari pasangan itu berdasarkan selera masing masing. Ada yang seleranya asal cantik otak mah ga penting, ada yang seleranya dari badan dan anggota anggota tubuh yang mengundang syahwat, ada juga yang seleranya dari pola pikir dan cara berbicaranya, atau bahkan banyak juga yang mengharapkan semuanya dari seorang pasangan. Ohhh tidak bisa, karena kasus yang umum bagi perempuan adalah dua diantara tiga pilihan ini. 
  1. Cantik
  2. Pintar
  3. Waras
nahh... sekarang tinggal pilih deh, kira kira pasangan yang sedang bersama kalian ataupun bagi perempuan, pilih dua diantara tiga pilihan tersebut, misalkan.... ada cewek cantik, waras, dan biasanya ga terlalu pintar. Maka, beruntunglah kalian yang memiliki pasangan yang masuk tiga kategori tersebut.

Balik lagi ke soal Tinder, ketika gua lulus kuliah dan mendapat pekerjaan di Jakarta, gua masih sering cari cari peruntungan di sela sela istirahat kerja dan kalo pulang kantor. Sampai suatu ketika ada yang match dan percakapan kami lumayan seru waktu itu, sampai gua memberanikan diri untuk mengajak dia bertemu, masih inget banget waktu itu gua ngajak dia ketemu di stasiun kebayoran, secara dia tinggal di daerah Jakarta Timur dan gua di Jakarta Selatan, ciyeee anak selatan nihhhh wkwkwkw, padahal mah ga gitu juga, gua ngekos dan kehidupan pun sama seperti anak kosan lainnya yang kalo akhir bulan masih suka makan mie instan dan promag biar kuat hahahah.

Saat itu jumat sore di stasiun kebayoran sepulang kerja, gua menunggu dia dengan harap harap cemas bener ga ya dia mau ketemu sama gua, soalnya waktu itu dia juga baru beres kerja juga takut capek atau gimana ya kan... dan kecemasan gua terbantahkan ketika dia datang dan menyapa gua

"haiii, anshori yah...?"
"annisa..?"
"iyahh... ini kita harus kenalan lagi apa gimana?"
"kan udah kenal dari chat jadi ga usah lah ya.. eh tapi biar lebih seru aja kita kenalan lagi gimana hahaha"
"ide baguss.... annisa..." sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan gua
"anshori.... nice to meet you"
"hahahah seru seru...."

Untuk sepersekian detik, waktu gua serasa berhenti melihat dia tertawa dengan begitu lucunya ditambah dari obrolan singkat tadi gua cukup terkesan sama dia. Ohhh god, how loveable this woman. 

"jadi kita mau kemana?"
"ada satu tempat yang pengen aku datengin, nih kamu suka ga?" tanya gue sambil menjulurkan hp ke dia
"hmhhh bagus, ayok deh"

Meluncurlah kita dengan sepeda motor gua yang ala kadarnya ke daerah kemang timur, seperti biasa perjalanan dari kebayoran ke kemang sebenernya cukup dekat, tapi waktu itu masih jam pulang kantor dan menjelang weekend, jadi kebayangkan macetnya kaya gimana. Tapi, gua berterimakasih karena macet tersebut gua bisa lebih pede ngobrol sama dia, dan mencairkan suasana.... seenggaknya pas makan nanti ga canggung canggung amat lah ya....

Berkat obrolan tersebut, ga kerasa kita udah sampe aja di tempat yang kita sepakati yaitu.... The Reading Room. Tempatnya cozy banget apalagi untuk kalian penyuka buku, soalnya si reading room ini merupakan cafe yang menawarkan para pengunjung nya dengan sederet buku-buku layaknya sebuah perpustakaan pribadi. Gokiiillll, kurang lebih seperti inilah suasana cafe nya

source : https://www.zomato.com

yahh begitulah kira kira suasana cafe nya, dan malam itu tidak terlalu ramai pengunjung jadi kita bisa banyak mengenal satu sama lain lebih dalam, and... you know what... malam itu juga gua langsung nyatakan perasaan gua ke dia kalo gua suka sama dia dan nyaman dengan obrolan di telfon bahkan ketika bertemu dan ngobrol langsung pun gua semakin suka sehingga memantapkan diri untuk menyatakan perasaan gua malam itu juga saat pertama kali kita bertemu. Betapa bahagianya gua saat itu karena diapun merasakan hal yang sama, maka resmilah kita berpacaran saat itu.

tepat di sudut ini lah gua menyatakan perasaan gua ke dia
source : https://www.zomato.com
Sisanya hampir sama seperti cerita orang pacaran pada umum nya, kaya jalan, nonton, cerita soal kerjaan, keluarga dan apapun itu. Sampai, suatu ketika dia ngajak untuk main ke rumah nya dan ketemu sama orang tuanya. Whaaaatt? reallyy...? gua ga nyangka aja dia bakal ngajak duluan buat ketemu sama keluarga nya, bukannya gua ga siap ataupun takut untuk bertemu, cuman ga nyangka aja dia bakal kenalin gua duluan ke orang tuanya, karena dalam sejarah pacaran gua, gua baru satu kali main ke rumah cewek dan ketemu sama orang tuanya.

Dan saat itu merupakan kali kedua gua main ke rumah seorang cewek, tak disangka kelurganya asik juga buat ngobrol dan satu frekuensi sama gua yang seneng main dan sebodo amatan, jadi udah kaya temen aja gua ngobrol sama orang tuanya, bahkan bisa dibilang gua kayanya lebih dekat sama bokap nya dibanding sama babeh kandung gua sendiri, dari sanalah gua jadi sering main ke rumah nya kalo lagi libur kerja, atau kadang sepulang kerja untuk sekedar makan malam.

Petaka tiba saat dia ngajak gua nemenin dia kondangan ke nikahan temen kantornya, awalnya biasa aja layaknya orang kondangan biasa, sampe satu momen gua dikenalin ke temen temen kantornya dia

"ehh kenalin ini anshori... anshori, ini temen temen kantor aku..."
"haiiii semuanya, salam kenal heheh" balasku berupaya seramah mungkin

tidak banyak pertanyaan dari mereka buat gua, hanya pertanyaan pertanyaan standar seperti kerja dimana, tinggal dimana, sudah berapa lama jalan sama Annisa dan pertanyaan pertanyan template lainnya, sampai pada satu pertanyaan.. sebenernya gua ga terlalu merhatiin pertanyaan ini sihh soalnya lagi fokus makan cuy.. wkwkwk...

"kenal dimana nis?" tanya salah seorang ke Annisa
"hmhhhh anu, kenalan waktu zaman kuliah dulu" jawab Annisa seperti ada keraguan dalam nada bicaranya

Daripada tambah repot dan dia terlihat tidak nyaman dengan pertanyaan terakhir, akhirnya gua izin pamit dari kerumunan orang orang tadi sambil gua tarik Annisa biar bisa sedikit bernafas.

"are you ok?"
"I'm fine as always" sambil berusaha tersenyum, padahal gua liat di ujung mata sebelah kiri air matanya seperti akan keluar jatuh menghancurkan riasan make up nya.. 
"kenapa tadi kamu bohong soal kita yang kenal dari tinder dan kita bukan kenalan ketika zaman kuliah, dan aku lihat kamu ga nyaman dengan pertanyaan itu"
"aku malu kalo harus bilang gitu" matanya mulai memerah
"yaudah nanti kita bahasnya setelah beres kondangan yah... temen kamu pada nungguin tuhh"

Beres dari kondangan gua anter dia sampe rumah, seolah tidak terjadi apa apa dia persilahkan gua masuk dulu rumahnya dan kelihatannya papah sama mamah nya belum pulang, cuma ada adiknya yang seneng main game di kamarnya.

"aku mau ngomong serius"

anjeeerrr firasat gua ga enak nih, di awal udah ngomong gini pasti mau bahas yang tadi dehh, soal dia ga nyaman kalo orang tahu kita kenal dari aplikasi online dating tinder, gua berupaya sebisa mungkin meyakinkan dia kalo misalkan sekarang zaman keterbukaan informasi dan tidak perlu malu kalo memang kita kenal dari aplikasi tersebut, toh kita jalanin selama ini pun nyaman dan saling mengisi satu sama lain, tinder hanyalah perantara yang mempertemukan atau bisa dibilang mak comblang yang lebih modern lah, jadi yah tidak perlu malu mengakui nya.

Semenjak itu, hubungan kami masih berlanjut seperti biasa layaknya orang berpacaran. Namun, ada yang berbeda, seolah olah dia berusaha menjauh sedikit demi sedikit dan mencoba untuk tidak tergantung lagi sama gua, puncaknya.... setelah makan malam bareng keluarganya di rumah dia, ketika gua hendak pulang, dia antar gua sampai depan pagar rumah nya, lalu dia bilang

"kita kayanya udahan aja"
"maksud kamu gimana ya? aku ada salah sama kamu? kamu bosen sama aku?"
"ya intinya kita ga usah ketemu lagi"
"mana bisa gitu, seenaknya kamu bilang tanpa kejelasan"
"a-aku udah.... ada cowok lain" terlihat gugup dalam bicaranya, antara dia berbohong atau dia takut gua marah besar.
dengan mencoba tetap tegar gua bilang
"aku kurang apa buat kamu, sampai kamu memutuskan cari cowok lain, dulu kamu bilang kamu melengkapi hari - hari ku, nyatanya kini kamu cari cowok lain"
"aku minta maaf tapi kita ga bisa lanjut"
"yaudah kalo itu mau kamu, setidaknya izinin aku pamit sama orang tua kamu"
"ga usah... terimakasih untuk semuanya" sambil dia tutup pintu gerbang rumah nya

Jleebbb, disana gua merasa seperti di usir dan tidak di perkenankan hadir lagi dalam hidup nya, seolah olah fondasi yang selama ini gua bangun bersama dia tidak ada apa apanya... luluh lantah dalam satu malam.

Gua pulang ke kosan dengan perasaan emosi, bukan sedih layaknya orang patah hati pada umum nya, melainkan emosi yang memuncak dan rasa kecewa yang teramat dalam sampai gua memutuskan untuk tidak lagi mengejarnya dan membiarkan semuanya terjadi karena rasa kecewa gua yang udah tidak bisa di toleransi lagi.

Besoknya gua cek semua akun sosial media gua termasuk WA di block sama dia, dan itu semakin memantapkan hati gua untuk tidak lagi berurusan dengan keluarganya, end of the story.

EPILOG

Entah suatu kebetulan atau semesta berkehendak, tadi siang gua ada janji temu dengan seorang kawan di Summarecon Mall Bekasi. Sembari menunggu gua jalan jalan keliling mall dong.. biasa liat liat aja dulu belinya mah nanti aja wkwkwk

Karena dari pagi perut belum diisi, akhirnya gua memutuskan untuk cari solaria untuk sekedar beli nasi goreng atau capcay, pas gua antri buat pesen makan, tiba tiba dari belakang ada yang nepuk pundak gua, siapa nih dalem hati

"ehhh om andre.. "
"tuhh kan bener anshori, pantes tadi nisa ga mau kesini mah"
"halo tante.. hai niss" gua liat nisa malu malu sembunyi dibelakang mamah nya
"kamu apa kabar? kata nisa udah ga kerja lagi di jakarta?"
"iya kamu kemana aja udah ga pernah main ke rumah" tambah om Andre

disana gua bingung harus jawab apa, begitupun gua lihat raut muka Annisa yang terlihat tidak nyaman bertemu lagi sama gua setelah sekian lama, dan sialnya bagi kami berdua, Om Andre ngajak join makan bareng, itu hal paling awkward sihh buat gua di awal tahun 2019 ini, setelah cukup lama ga makan bareng satu meja. 

Setidaknya, kini hubungan kami membaik meski tidak akan pernah sama seperti dulu lagi karena tahun ini Annisa akan menikah dengan pasangan yang telah dipilihnya, gua turut senang mendengarnya dan turut berbahagia atas pilihan yang telah dibuatnya.

Kata yang gua inget dari dia "meski kini udah ga bersama lagi, setidaknya kamu pernah ada dalam hidupku terimakasih untuk itu"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selebrasi Kasih Sayang

Beberapa hari terakhir di media sosial terutama twitter banyak banget yang ngomongin soal valentine, banyak diomongin karena adanya pertentangan dari berbagai lapisan yang mengatas namakan organisasi keagamaan. Ga habis fikir aja sampe ada yang menentang keras perayaan ini, it's oke jika hanya mengingatkan dan berusaha agar ga ikut ikutan budaya yang ga baik, tapi ketika keluar kata-kata kasar dan mengutuk perayaan ini gua mulai geram aja, seakan mereka ga pernah nangkep esensi dari perayaan ini. Setidaknya jika memang tidak suka dengan valentine, cukup luangkan waktu untuk membagikan kasih sayang dan rasa damai kepada sesama tanpa adanya kebencian dan rasa takut, as simple as that dan bukankah dalam agama selalu menganjurkan menjadi rahmatan lil alamin? Selamat berbahagia kepada pasangan yang saling terbuka dan memberi kasih sayang satu sama lain, rayakanlah sebagaimana kau meyakini nya, bagikan juga kasih sayang tersebut kepada orang orang sekitar, lets spread t

Jika Hanya Sekedar Menikah

Memasuki usia 25 tahun semakin sering orang bertanya sama gua pertanyaan template yang hampir kebanyakan orang kurang suka kalo ditanya kaya gini kapan nikah? Pertanyaan macam ini sebenernya bisa multitafsir, bisa dalam konteks bercanda, mengejek, memotivasi, basa-basi atau memang murni sekedar bertanya tanpa ada tendensi apapun, namun seringkali orang yang menerima pertanyaan macam ini merasa tersinggung seolah olah tidak laku atau memang belum ada modal untuk ke arah lebih serius. Anyway, take it easy my dearest friend... menikah bukan perlombaan siapa yang lebih dulu atau lebih mewah dalam menggelar pesta, menikah menurut gua merupakan upaya membahagiakan semua orang di sekitar kita diantaranya orang tua, mertua, saudara terdekat, pasangan kita, bahkan tamu undangan yang turut serta mendoakan yang terbaik. See? jika memang menikah adalah upaya untuk membahagiakan semua orang mengapa harus terburu-buru dan bahkan berlomba dengan yang lain jika memang merasa ma

The Way I See Lupin

Setelah menyelesaikan serial Lupin season 2 di Netflix, rasanya ingin membuat cerita yang berhubungan dengan pencurian, seni, dan sikap ksatria. Pertanyaan berikutnya yang terlintas adalah siapa tokoh seperti Lupin dalam sejarah maupun dongeng di Indonesia? mungkin dalam sejarah Amerika memiliki legenda D.B Cooper, seorang pembajak pesawat misterius yang berhasil melarikan diri dengan cara terjun menggunakan parasut dan berhasil mengambil uang tebusan sebesar 200.000 USD pada 24 November 1971 silam.