Langsung ke konten utama

Jika Hanya Sekedar Menikah

Memasuki usia 25 tahun semakin sering orang bertanya sama gua pertanyaan template yang hampir kebanyakan orang kurang suka kalo ditanya kaya gini
kapan nikah?
Pertanyaan macam ini sebenernya bisa multitafsir, bisa dalam konteks bercanda, mengejek, memotivasi, basa-basi atau memang murni sekedar bertanya tanpa ada tendensi apapun, namun seringkali orang yang menerima pertanyaan macam ini merasa tersinggung seolah olah tidak laku atau memang belum ada modal untuk ke arah lebih serius.

Anyway, take it easy my dearest friend... menikah bukan perlombaan siapa yang lebih dulu atau lebih mewah dalam menggelar pesta, menikah menurut gua merupakan upaya membahagiakan semua orang di sekitar kita diantaranya orang tua, mertua, saudara terdekat, pasangan kita, bahkan tamu undangan yang turut serta mendoakan yang terbaik.


See? jika memang menikah adalah upaya untuk membahagiakan semua orang mengapa harus terburu-buru dan bahkan berlomba dengan yang lain jika memang merasa masih belum bisa membahagiakan diri sendiri.

Kebahagiaan diri sendiri dan pasangan adalah yang terpenting, itulah mengapa orang sering menyebut kepada yang menikah dengan "yang berbahagia" meskipun klita tidak tahu yang sebenarnya terjadi di balik itu, bisa jadi masih ada pertentangan keluarga, hutang modal nikah, atau apapun itu, yang kita tahu adalah di pelaminan mereka terlihat bahagia.

Itulah mengapa betapa pentingnya memilih pasangan yang tepat, pasangan yang bisa saling mengisi dan membahagiakan satu sama lain, bukan karena dikejar target menikah dan jengah dengan pertanyaan "kapan menikah?" atau bahkan menurut dengan pilihan orang tua tanpa kita kenal sebelumnya calon pasangan kita.

Ngomongin soal pilihan orang tua, sejauh ini gua udah tiga kali dikenalin sama orang yang menurut orang tua gua baik dan cocok buat gua, secara gua selama ini belum pernah sekalipun bawa cewek ke rumah, tidak pernah terlihat pacaran, atau bahkan tidak pernah cerita soal kehidupan asmara gua sama keluarga sendiri. hahaha miris emang, saking kasian nya ngeliat gua kaya gitu dan usia gua yang memasuki 25 tahun, orang tua gua mulai tuh kenalin gua ke beberapa temen nya dia. 

Mungkin bisa dibilang menurut syariat islam ini tuh ta'aruf kali ya..., yah memang dalam proses kenalannya pun gua selalu di dampingi oleh keluarga atau siapapun orang terdekat diantara kita, hasilnya tidak pernah lancar dan tidak menemukan titik temu yang sama.

Wanita pertama yang dikenalin sama gua merupakan seorang hafiz quran dan bercadar, ketika diberitahu itu pun udah ada beban di diri gua, apakah gua pantas menjadi pendamping nya dan banyak pertanyaan pertnayaan lain yang menghantui gua saat itu, sampai akhirnya kita bertemu dan gua ngobrol banyak sama orang tua nya, cukup menyenangkan bisa berbagi fikiran dengan orang tua nya, dari obrolan tersebut yang gua tangkap adalah keluarga mereka cocok sama gua dan ingin segera melangsungkan pernikahan -saat itu pertengahan tahun 2018- gua kaget banget saat itu, di pertemuan pertama udah di todong buat langsung nikah di bulan itu juga.

Tidak siap dengan permintaan seperti itu, gua meminta waktu satu minggu untuk memutuskan dan berdiskusi dengan kelurga gua, beruntungnya dari bokap gua juga tidak mau terburu buru harus bulan ini melangsungkan pernikahan dan nyokap malah maunya gua kejar impian gua dulu dan baru akan mengizinkan gua menikah dua tahun lagi, atau lebih tepatnya di 2020, fwuuhhh untung dehh kalo gitu heheh karena dari gua pribadi saat itu ngerasa ga pantes aja mendapatkan wanita yang bercadar dan seorang hafizh quran, ditambah perbedaan umur yang cukup jauh, dia lebih tua lima tahun dari gua.

Dua pertemuan berikutnya berjalan cukup lancar meskipun pada akhirnya orang tua gua ga merestui untuk menikah cepat, sejujurnya gua lumayan suka sama wanita yang memperkenalkan diri dengan nama Dara, wanita di pertemuan ketiga. Tapi, orang tuanya ingin Dara segera menikah dengan pria pilihan orang tuanya bukan dengan mantan nya yang sempat Dara perkenalkan kepada orang tuanya.

Dengan Dara gua menjalani masa perkenalan yang menyenangkan, meskipun kita terpisah jarak yang sangat jauh, belakangan gua tahu bahwa dara bekerja sebagai penyumbang devisa di Timur Tengah sana, karena sulitnya kita bertemu dan komunikasi yang mulai melonggar akhirnya kita pun kembali asing seperti sebelumnya.

Kabar terakhir yang gua denger, Dara sudah menikah di akhir tahun 2018 dengan pria pilihan sang ayah, dan sudah tidak lagi bekerja di luar negeri dan mengikuti sang suami yang bekerja di Kalimantan sebagai pekerja tambang. Semoga kau bahagia dengan pilihanmu Dara.

Hingga akhirnya di bulan Januri, Raditya Dika mengunggah video Stand up comedy yang dinamakan SUCRD dan mendapat respon yang cukup baik dari khalayak ramai, ada salah satu bit yang ngena banget buat gua kurang lebih kaya gini 

"lu mau nikah kenapa?"
"yahh kayanya udah umurnya"
"susah gitu... bukan yah karena dia orang nya.."

Semenjak nonton itu seakan akan gua tersadar, jadi memang selama ini kenapa gua ga terlalu pengen cepet cepet menikah karena memang belum ketemu aja sama orang yang tepat dan mau menjalani semua nya bareng bareng. sampai pada titik gua mikir kalo sekedar menikah, udah terbuka banget jalan buat gua melangsungkan upacara sakral penyatuan dua keluarga tersebut, tapi sampai saat ini memang belum di pertemukan aja dengan orang nya, meskipun banyak yang bilang sama gua.

"kenapa ga sama yg itu.. kan cantik.."
"yahh karena dia nya ga mau hahahah, engga deng.. yang terpenting itu adalah apakah orang tersebut bisa dijadikan teman berbagi fikiran yang seru atau tidak, karena jika hanya kecantikan, suatu saat akan memudar, tapi jika menemukan rekan bicara yang seru dan mengerti, ketika tua nanti tuh kita masih punya teman ngobrol yang seru, dan itu susah banget dicari"
"ga ngerti lagi sama mau nya lu.. padahal udah ada orang yang mau aja seharusnya bersyukur, lu mau cari apalagi sihh.."
"yahh itu... orang yang mau sama gua hahaha dan pastinya seru untuk diajak bicara that's it"

At the end of the day, jika hanya sekedar menikah apa bedanya dengan mereka yang mementingkan nafsu belaka tanpa pernah memperdulikan keluarga dan pergi begitu saja ketika ada yang lebih menggoda di luar sana.

SELESAI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selebrasi Kasih Sayang

Beberapa hari terakhir di media sosial terutama twitter banyak banget yang ngomongin soal valentine, banyak diomongin karena adanya pertentangan dari berbagai lapisan yang mengatas namakan organisasi keagamaan. Ga habis fikir aja sampe ada yang menentang keras perayaan ini, it's oke jika hanya mengingatkan dan berusaha agar ga ikut ikutan budaya yang ga baik, tapi ketika keluar kata-kata kasar dan mengutuk perayaan ini gua mulai geram aja, seakan mereka ga pernah nangkep esensi dari perayaan ini. Setidaknya jika memang tidak suka dengan valentine, cukup luangkan waktu untuk membagikan kasih sayang dan rasa damai kepada sesama tanpa adanya kebencian dan rasa takut, as simple as that dan bukankah dalam agama selalu menganjurkan menjadi rahmatan lil alamin? Selamat berbahagia kepada pasangan yang saling terbuka dan memberi kasih sayang satu sama lain, rayakanlah sebagaimana kau meyakini nya, bagikan juga kasih sayang tersebut kepada orang orang sekitar, lets spread t

The Way I See Lupin

Setelah menyelesaikan serial Lupin season 2 di Netflix, rasanya ingin membuat cerita yang berhubungan dengan pencurian, seni, dan sikap ksatria. Pertanyaan berikutnya yang terlintas adalah siapa tokoh seperti Lupin dalam sejarah maupun dongeng di Indonesia? mungkin dalam sejarah Amerika memiliki legenda D.B Cooper, seorang pembajak pesawat misterius yang berhasil melarikan diri dengan cara terjun menggunakan parasut dan berhasil mengambil uang tebusan sebesar 200.000 USD pada 24 November 1971 silam.