Jumat sore di awal Maret, tak seperti biasanya rintik hujan sedang enggan menyapa kota kembang, gua lihat jam di tangan sudah menunjukan pukul tiga sore, bergegas gua beresin meja kerja dan mematikan komputer karena harus segera ke terminal.
"Pak, saya izin pulang duluan, semua berkas dan permintaan untuk hari ini sudah beres"
"oyahh, jadi ke Tangerang?"
"iya pak, bis yang jam 4"
"yasudah sana, hati-hati"
Sejak tadi pagi semua kerjaan gua kebut sebisa mungkin supaya bisa beres sebelum jam tiga sore, soalnya sore ini gua harus ke Tangerang buat ngehadirin nikahan sahabat gua semasa kuliah, acaranya sih besok pagi, bisa aja gua berangkat agak malem setelah jam kerja, cuman bakal capek dan pasti nyampe malem banget di Tangerang, akhirnya gua memutuskan untuk izin pulang lebih awal dan berangkat dari Bandung jam 4 sore.
Jarak dari kantor gua ke terminal tidak begitu jauh, pesan ojek online pun cuma dikenakan tarif dua belas ribu rupiah, dan ga sampai dua puluh menit gua udah di terminal, berhubung masih ada setengah jam lagi sebelum bis berangkat gua diem nunggu di peron terminal sambil dengerin musik dan atur playlist buat di perjalanan.
Setelah dengerin beberapa lagu, gua bergegas naik ke bis jurusan Bandung - Tangerang yang akan berangkat beberapa menit lagi, pas masuk bis sebenernya masih banyak kursi yang kosong di belakang dan beberapa kursi di baris depan sudah terisi, entah apa yang membawa gua buat pilih kursi di baris kedua dari depan padahal disana udah ada seorang wanita yang duduk sendirian, atau emang gua lagi mau duduk di baris depan aja, entahlah.
"kosong mbak?"
"ehh iya mas, silahkan"
Karena sudah dipersilahkan, gua pun duduk di sebelahnya, seperti biasa gua pasang headset dan mulai mendengarkan playlist yang sempat gua susun tadi pas lagi di peron terminal, bis pun melaju membelah jalanan kota Bandung yang mulai macet karena sudah memasuki jam pulang kantor.
Sepanjang perjalanan kita sama sama terdiam, bisu dalam kegamangan, menatap kosong pada jalan dan terkadang teralihkan oleh barisan mobil mobil yang ikut terjebak dalam macetnya lalu lintas menuju ibukota.
Tengah asik mendengarkan musik sembari pandangan melihat keluar jendela bis, tanpa kusadari bahu ku mulai terasa berat seperti ada yang menekan, sedikit kaget karena wanita di sebelahku menyenderkan kepalanya kebahuku tanpa merasa risih, dengan sedikit gerakan ku coba menyempilkan jaket di antara kepalanya dan bahuku memberikan nya sandaran yang cukup nyaman.
Setelah merasa cukup aman agar wanit ini tidak terganggu, aku kembali fokus mendengarkan musik dari playlist yang sudah ku set sebelum berangkat dari Bandung tadi sore.
Tengah asik mendengarkan musik sembari pandangan melihat keluar jendela bis, tanpa kusadari bahu ku mulai terasa berat seperti ada yang menekan, sedikit kaget karena wanita di sebelahku menyenderkan kepalanya kebahuku tanpa merasa risih, dengan sedikit gerakan ku coba menyempilkan jaket di antara kepalanya dan bahuku memberikan nya sandaran yang cukup nyaman.
Setelah merasa cukup aman agar wanit ini tidak terganggu, aku kembali fokus mendengarkan musik dari playlist yang sudah ku set sebelum berangkat dari Bandung tadi sore.
Komentar
Posting Komentar