Pagi hari minggu di awal Maret, Jakarta terasa sendu sedikit berawan bersama dengan rinai hujan turun perlahan sejak subuh tadi. Segelas coklat panas dan beberapa kudapan menemani ku menikmati suasana kota yang lenggang dari balkon apartemen milik kawanku.
"kamu bangun jam berapa?" sapa wanita dari belakangku lalu duduk di kursi sebelahku
"ohh haii, selamat pagi.. tadi bangun jam setengah 6 mau renang ehh malah hujan, jadinya diem disini dehh"
"udah sarapan?"
"nih sama biskuit plus coklat panas aja, mau?"
"mau dong.."
Perkenalkan, namaku Satria. Seorang pemuda yang lahir dan dibesarkan di Cianjur, salah satu daerah penghasil beras terbaik di Jawa Barat juga di kenal dengan makanan khas nya yaitu tauco, ga tau apa itu tauco? kamu sepertinya harus berkunjung sesekali ke rumahku, karena tauco buatan ibuku masih menjadi yang terenak sedunia, atau apa karena memang itu masakan ibuku makanya selalu terasa enak? hahah entahlah yang penting kamu harus coba langsung masakan ibuku.
Aku ingin menceritakan salah satu kisah asmaraku kepadamu, bersiaplah geram dengan sudut pandangku tentang cinta. Biasanya tak begitu peduli soal asmara dan drama drama percintaan ini karena bagiku hanya membuang buang energi dan waktu yang lebih baik ku gunakan untuk menghasilkan uang, kumpul bersama kawan atau bermain game. Eiitss tapi jangan kira aku gak laku yah... aku hanya tak perduli saja soal drama percintaan, bukan berarti aku tak mau punya pacar.
Pacar? bagiku hanya untuk dipamerkan, tak benar benar saling mengisi atau bahkan melengkapi seperti yang dikatakan oleh kebanyakan orang. Bagaimana tidak, kebanyakan wanita yang pernah menjalin hubungan denganku merasa bangga karena bisa mendapatkan aku sebagai pacarnya
"aku tuhh bangga banget tau punya pacar kaya kamu.."
Setidaknya perkataan itulah yang sering aku dengar dari mereka, dari hati kecilku tertawa puas dan ingin sekali ku berteriak di depan mukanya saat mengatakan itu bahwa dia hanya kugunakan untuk pemanis saja yang bisa ku bawa saat undangan pernikahan, kumpul bareng teman, bertemu rekanan bisnis, atau bahkan acara arisan keluarga besar.
Jahat? memang menurut banyak kawanku, aku bahkan sempat mengadakan taruhan bersama kawanku demi mendapatkan hati seorang anak konglomerat yang namanya masuk dalam lima besar orang terkaya di Indonesia versi majalah ternama, meski aku kalah saat itu dan harus merelakan mini cooper kesayanganku karena taruhan tersebut.
Sialnya karma berlaku begitu cepat, setelah aku kehilangan mobil, pacarku tahu kalau beberapa minggu terakhir aku bukan mengurung diri di dalam kamar sepanjang waktu bermain game, melainkan menjalankan aksiku berusaha menggaet hati anak konglomerat tersebut.
"kayaknya kita udahan aja deh.."
"ohh yaudah.."
"kok kamu ga pertahanin sih? kamu beneran udah ga sayang sama aku?"
"apasihh, kamu kan tahu aku ga suka drama drama kaya gini, kalo mau udahan ya tinggal udahan, kalo mau lanjut yah silahkan, dan aku masih sayang sama kamu"
"ya kalo masih sayang harusnya pertahanin dong"
"tau ah, udah males... gua duluan ya..!"
"aku pulang sama siapa?"
"naik grab aja"
- bersambung
Komentar
Posting Komentar